Sumber:
The Essensial Drucker, Peter F. Drucker, Harper Collins: New York, 2008
Dalam
tahun-tahun terakhir, kita melihat begitu nyata keunggulan bisnis yang didorong
oleh inovasi, terutama dalam inovasi yang berhubungan dengan teknologi
informasi dan digitalisasi. Dahulu
inovasi hanya milik perusahaan besar yang mampu menginvestasikan sumberdaya
pada unit kerja penelitian dan
pengembangan. Sedangkan perusahaan menengah dan kecil karena keterbatasan
sumberdaya tidak banyak yang melaksanakan inovasi. Namun seiring dengan
perkembangan teknologi dan akses terhadap teknologi yang semakin luas bagi
seluruh kalangan, inovasi dewasa ini banyak terlihat justru pada perusahaan
skala kecil yang baru tumbuh yang kita kenal dengan istilah startup company. Inovasi merupakan realisasi ide kreatif yang menciptakan nilai
tambah sehingga dapat menjadi kapitalisasi pada hasil bisnis. Inovasi dapat
kita lihat hasilnya sebagai suatu penciptaan nilai tambah pada proses atau juga
suatu penciptaan nilai tambah pada produk. Jadi inovasi dapat berupa inovasi
proses dan inovasi produk. Pada kegiatan inovasi produk, sering kali didapat
hasil yang luar biasa, seperti mobil terbang, robot, dll. Kegiatan inovasi yang
menghasilkan penemuan produk baru kita kenal dengan istilah invention
(penemuan). Sedangkan inovasi proses dapat juga dilakukan secara radikal dan
menyeluruh yang kita kenal dengan konsep process reengeneering.
Lebih
lanjut menurut Drucker, kepentingan utama dalam sebuah disiplin dan praktek
manajemen adalah memunculkan kewirausahaan (entrepreneurship) dan inovasi.
Organisasi akan menurun kinerjanya dengan cepat apabila tidak melakukan
inovasi, dan bagi organisasi baru akan
tutup jika tidak mampu mengelola inovasi. Dalam fakta jaman sekarang bahwa
inovasi sosial menjadi semakin nyata berdampak signifikan bagi dunia usaha
dibandingkan temuan (invension) dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknik. Dalam
hal ini, manajemen memegang peranan penting dalam mengupayakan terwujudnya
inovasi bagi suatu organisasi.
Baca Juga :BUSINESS MODEL INNOVATION
Walaupun
pada hakekatnya manajemen merupakan serangkaian kegiatan untuk mengelola
sumberdaya organisasi dalam rangka mencapai tujuan secara efektif dan efisien
melalui fungi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian. Namun
Drucker dalam konsepnya menekankan bahwa fundamental dari kegiatan manajemen
adalah membuat orang mampu mencapai kinerjanya melalui visi organisasi, nilai
organisasi, dan struktur organisasi serta pelatihan dan pengembangan yang
membuat mereka mampu merespons perubahan dengan tepat. Jadi obyek manajemen menurut Drucker tidak
hanya pekerjaan (task), namun juga merupakan orang (people) dalam konteks
sumberdaya organisasi. Berbeda dengan Warren Bennis yang menekankan bahwa
manajemen merupakan kegiatan do the
things right yang obyeknya adalah menyelesaikan pekerjaan. Warren Bennis
juga menyatakan bahwa manajemen berbeda dengan leadership, dimana leadership
merupakan kegaitan do the right things
yang merupakan esesnsi dari keteladanan, moral, panutan dalam bertindak.
Terlepas dari dikotomi pembedaan manajemen dan leadership, dapat kita lihat
bahwa di dalam manajemen memerlukan aaspek leadership, terutama ketika
melaksanakan fungsi actuating dalam
rangkaian planning, organizing, actuaring,
dan controlling. Dalam melaksanakan actuating , seorang manajer berperan
sebagai konduktor untuk menggerakan orang lain melaksanakan rencana yang telah
dikemas dalam organisasi pelaksana. Jadi, dapat kita simpulkan bahwa manajemen
dan leadership adalah suatu yang saling melengkapi (komplementer) dalam rangka
melaksanakan tugas mencapai hasil (kinerja), yaitu get things done through other people.
Berikut
merupakan beberapa konsep Drucker yang dirangkum dalam artikel yang ditulis
oleh Scott Thurm and Joann S. Lublin dari sumber the Essensial Drucker;
Sumber:
Scott Thurm and Joann S. Lublin, https://www.wsj.com/articles/SB113192826302796041
Dari gambar rangkuman konsep manajemen Peter Drucker diatas, dapat
kita katakan bahwa manajemen yang baik akan mendorong organisasi mencapai
tujuannya melalui pencapaian kinerja para anggotanya. Kinerja yang dicapai
melalui persamaaan tujuan (visi), persamaaan nilai (values), dan struktur
(organisasi) yang efektif dan produktif, sehingga membuat semua anggota
organisasi mampu mengantisipasi perubahan karena memiliki kompetensi yang cukup
yang diperoleh lewat pelatihan dan pengembangan yang baik. Aspek produktivitas
karyawan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan, sehingga organisasi akan
mampu bersaiang dalam inovasi dan marketing. Subyek utama dalam seluruh
kegiatan manajemen yang diperlukan tersebut merupakan karyawan (people) uang
memerlukan pengukuran, karena manusia pada dasarnya adalah makhluk yang ingin
berbeda dari orang lain, sehingga pengukuran kinerja secara menyeluruh, baik
dari aspek proses dan hasil merupakan juga bagian dari obyek kegiatan
manajemen.
Cognoscenti Consulting Group sebagai perusahaan konsultansi bidang manajemen, memiliki banyak pengalaman dalam membantu organisasi dalam meningkatkan kinerja organisasi melalui perbaikan proses kerja. Kami selalu berusaha memberikan pelayanan yang lebih baik mulai dari penyusunan strategi hingga proses implementasi di tingkat operasional dan audit untuk menemukan perbaikan. Jika ada hal yang ingin anda diskusi dengan kami, silahkan jangan segan untuk menghubungi Cognoscenti Consulting Group. www.ccg.co.id / 021. 29022128