Konsultan Manajemen dan SOP

Organization Stakeholders Analysis

Siapakah stakeholders dari bisnis ataupun perusahaan kita? Mungkin kita dapat menjawab pertanyaan tersebut dengan mudah, siapa saja stakeholders kita. Namun pernahkah kita menganalisis lebih lanjut lagi, mengapa kita dapat menyebutkan beberapa nama stakeholders tersebut. Hal-hal apa saja yang menjadi dasar ataupun pertimbangan kita untuk bisa menyebutkan nama-nama tersebut sebagai stakeholders kita? Selain itu, seberapa pentingkah untuk menganalisis ataupun memetakan stakeholders kita? Terakhir, bagaimanakah cara kita mengidentifikasi dan memetakan stakeholders kita? Diharapkan dengan jawaban dari semua pertanyaan di atas dapat memberikan gambaran yang lebih komprehensif mengenai siapakah stakeholders kita.

Stakeholders atau pemangku kepentingan dapat didefinisikan sebagai pihak-pihak yang dapat mempengaruhi atau dipengaruhi (menerima dampak) oleh keputusan yang diambil (Freeman, 1984). Gonsalves et al (2005) mendeskripsikan stakeholders atas siapa yang memberi dampak dan/atau siapa yang terkena dampak kebijakan, program, dan aktivitas pembangunan. Mereka bisa laki-laki atau perempuan, kelompok sosial ekonomi, atau lembaga dalam berbagai dimensi pada setiap tingkat golongan masyarakat. Berdasarkan dua definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa stakeholders adalah semua pihak baik secara individu maupun kelompok yang dapat dipengaruhi/atau mempengaruhi pengambilan keputusan serta pencapaian tujuan suatu kegiatan, baik yang berada di internal maupun eksternal perusahaan.

Menganalisis dan memetakan stakeholders merupakan suatu hal yang sangat penting bagi perusahaan. Melalui analisis stakeholders akan tergambar kepentingan setiap stakeholders, apakah berdampak positif atau negatif terhadap perusahaan, bagaimana pengaruhnya terhadap pengambilan keputusan, serta perannya di masa kini maupun masa yang akan datang.

Sebelum menganalisis dan memetakan stakeholders, maka kita harus memahami terlebih dahulu klasifikasi stakeholders. Berdasarkan klasifikasi stakeholders, Crosby (1992) membaginya ke dalam tiga kelompok, yaitu:

1. Stakeholders utama
yaitu pihak yang menerima dampak positif atau negatif dari suatu kegiatan secara langsung.

2. Stakeholders penunjang
yaitu pihak yang menjadi perantara dalam membantu proses penyampaian kegiatan.

3. Stakeholders kunci
yaitu pihak yang berpengaruh kuat atau penting terkait dengan masalah, kebutuhan, dan perhatian terhadap kelancaran kegiatan.


Berdasarkan klasifikasi stakeholders di atas, secara sederhana stakeholders dapat diidentifikasi dengan menggunakan bantuan tabel yang berisi tentang nama stakeholders, harapan masing-masing stakeholders, strategi perusahaan untuk memenuhi harapan stakeholders dan klasifikasi stakeholders. Dengan bantuan tabel tersebut, diharapkan kita dapat mengidentifikasikan dan mengklasifikasikan stakeholders terkait dengan beberapa pertimbangan yang ada.


Klasifikasi atau penggolongan stakeholders dapat disimpulkan berdasarkan harapan stakeholders maupun strategi perusahaan dalam memenuhi harapan stakeholders tersebut. Semakin banyak strategi perusahaan yang digunakan, ataupun semakin prioritas strategi yang digunakan oleh perusahaan untuk memenuhi harapan stakeholders, maka klasifikasinya akan tergolong pada stakeholders kunci. Begitupun sebaliknya, semakin sedikit ataupun tidak prioritas strategi yang kita gunakan, maka klasifikasinya akan tergolong pada stakeholders penunjang. Adapun untuk lebih jelasnya, marilah kita lihat contoh identifikasi dan penentuan klasifikasi stakeholders pada Bank XYZ di bawah ini.

Tabel Identifikasi dan Klasifikasi Stakeholders Bank XYZ


Nama Stakeholders

Harapan
Stakeholders

Strategi Perusahaan
 Memenuhi Harapan
Klasifikasi Stakeholders
(beri tanda ceklist
 salah satu)
Kunci
Utama
Penunjang
Nasabah
Puas menggunakan layanan jasa perbankan Bank XYZ.
Strategi prioritas pelayanan prima kepada nasabah, perluasan jaringan kantor cabang/unit di seluruh Indonesia, Penggunaan SDM yang kompeten dalam perbankan, Penerapan teknologi informasi yang handal dan mendukung layanan nasabah.
v


Otoritas Jasa Keuangan (OJK)/
Regulator
Aktivitas perbankan Bank XYZ berjalan sesuai dengan regulasi yang telah ditetapkan.
Pengembangan SOP Bank XYZ selalu mengacu pada regulasi yang telah ditetapkan oleh OJK

v

Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)
Aktivitas perbankan Bank XYZ berdasarkan GCG (Good Corporate Governance)
Mengadakan forum komunikasi kepada masyarakat/LSM terkait GCG Bank XYZ, minimal sekali dalam setahun


v
dst
……..
……




Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa sampai sejauh ini ada tiga stakeholders yang berhasil diidentifikasikan oleh Bank XYZ, yaitu nasabah, OJK dan LSM. Nasabah diklasifikasikan sebagai stakeholders kunci. Hal ini ditunjukkan dengan prioritas dan banyaknya strategi yang ditempuh oleh Bank XYZ dalam rangka memenuhi kepuasan nasabah. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dapat kita klasifikasikan sebagai stakeholders utama. Hal ini dikarenakan OJK adalah lembaga yang diberi mandat oleh pemerintah untuk mengatur dan mengawasi secara langsung seluruh aktivitas keuangan termasuk perbankan di Indonesia, tak terkecuali Bank XYZ yang harus memiliki SOP perbankan yang mengacu pada regulasi yang ada. Adapun untuk Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), dapat dikategorikan pada stakeholders penunjang. Strategi perusahaan dengan hanya memfasilitasi forum komunikasi GCG kepada masyarakat/LSM minimal sekali dalam setahun menunjukkan bahwa hal ini merupakan strategi yang tidak intens dan tidak prioritas. Masih banyak stakeholders yang dapat diidentifikasikan dan diklasifikasikan oleh Bank XYZ. Namun demikian, diharapkan dengan contoh yang ada sudah dapat memberikan sedikit gambaran.

Identifikasi dan pemetaan stakeholders juga dapat dilakukan dengan pendekatan kepentingan (interest) dan pengaruh (power) yang dimiliki oleh setiap stakeholders. Berdasarkan Mendelow (1991), stakeholders dapat dikategorikan menjadi empat kategori:

1. Stakeholders A (Crowd/Pengikut Lain).
Stakeholders ini memiliki tingkat kepentingan (interest) dan pengaruh (power) yang rendah. Walaupun tingkat kepentingan dan pengaruh yang rendah, stakeholders kategori ini harus tetap dimonitor dan dijalin komunikasinya dengan baik.

2. Stakeholders B (Subjects/Subyek).
Stakeholders dengan tingkat kepentingan (interest) yang tinggi, namun memiliki pengaruh (power) yang rendah. Stakeholders ini memiliki kapasitas yang rendah dalam pencapaian tujuan, tetapi dapat menjadi berpengaruh apabila beraliansi dengan stakeholders lainnya. Stakeholders ini sering bisa membantu, sehingga hubungan baik harus selalu dijaga.

3. Stakeholders C (Contest setters/Pendukung).
Stakeholders ini memiliki tingkat kepentingan (interest) yang rendah, namun memiliki pengaruh (power) yang tinggi. Stakeholders ini juga berpotensi menjadi keyplayer, sehingga perlu dipantau dan dikelola dengan baik.

4. Stakeholders D (Keyplayer/Pemain Kunci).
Stakeholders dengan tingkat kepentingan (interest) dan pengaruh (power) yang tinggi. Stakeholders ini harus lebih aktif dilibatkan secara penuh, termasuk dalam mengevaluasi strategi perusahaan.

Sumber: Mendelow 1991, Stakeholders Mapping

Demikian ulasan mengenai analisis stakeholders dengan pendekatan klasifikasi serta pendekatan pengaruh (power) dan kepentingan (interest). Masih banyak pendekatan lain yang dapat digunakan untuk menganalisis stakeholders. Penekanannya adalah bahwa stakeholders memiliki sifat yang dinamis, sehingga harus selalu dikelola dan dimonitor agar kita selalu mengetahui perannya saat ini dan masa yang akan datang.


Magna Transforma Consulting Group sebagai perusahaan konsultansi bidang manajemen, memiliki banyak pengalaman dalam membantu organisasi merumuskan dan mengeksekusi strategi. Kami selalu berusaha memberikan pelayanan yang lebih baik mulai dari penyusunan rencana strategis hingga proses implementasi dan audit. Jika ada hal yang ingin anda diskusi dengan kami, silahkan jangan segan untuk menghubungi Magna Transforma Consulting Group.



 

Penulis: Northa Idaman, SP., MM.
Previous
Next Post »