Sumber daya
manusia adalah salah satu aset usaha berharga dan merupakan aset tidak nyata
yang menghasilkan produk karya jasa intelektual (Darmawan, 2013). Setiap
organisasi pasti memiliki Sumber Daya Manusia (SDM), tanpa SDM organisasi
tersebut tidak dapat berjalan. SDM merupakan salah satu aset yang paling
penting dalam sebuah organisasi, karena segala sesuatunya yang mengerjakan
adalah sumber daya tersebut. Dalam hal ini, SDM yang dimaksud adalah anggota
organisasi yaitu karyawan maupun para pekerja.
Ada pula visi
dan misi yang harus dicapai, oleh karena itu organisasi menginginkan dan
membutuhkan SDM yang berkualitas, yang memiliki kompetensi dan profesionalitas
yang tinggi untuk menjalankan visi dan misi tersebut agar tercapai. Selain itu,
memiliki SDM yang berkualitas akan menjadi nilai tambah bagi organisasi karena
dapat meningkatkan nilai perusahaan. SDM harus dikelola dengan baik oleh
organisasi, agar SDM yang dimiliki tetap bertahan untuk berada di organisasi
tersebut.
Organisasi juga
berperan penting untuk menciptakan iklim dan suasana yang baik guna memberikan
kenyamanan. Iklim dan suasana yang kondusif dapat memberikan semangat kerja
yang tinggi dan hubungan yang harmonis dengan sesama rekan kerja. Selain itu,
iklim yang kondusif juga akan menjadikan SDM (karyawan) tetap bertahan dan
loyal terhadap organisasinya.
Menurut Stringer
seperti dikutip oleh Wirawan (2007) karakteristik atau dimensi iklim
organisasional mempengaruhi motivasi anggota organisasi untuk berperilaku
tertentu, oleh karena itu iklim organisasional dapat diukur dengan enam
dimensi, yaitu:
- Struktur
Struktur organisasi merefleksikan perasaan di organisasi secara baik dan
mempunyai peran dan tanggung jawab yang jelas dalam lingkungan organisasi.
Struktur tinggi apabila anggota organisasi merasa pekerjaannya terdefinisi
secara baik, sebaliknya struktur rendah apabila anggota organisasi merasa tidak
ada kejelasan mengenai siapa yang melakukan tugas dan mempunyai kewenangan
mengambil keputusan.
- Standar-standar
Standar-standar dalam suatu organisasi mengukur perasaan tekanan untuk
meningkatkan kinerja dan derajat kebanggaan yang dimiliki oleh anggota
organisasi dalam melakukan pekerjaan dengan baik. Standar-standar tinggi
artinya anggota organisasi selalu berusaha mencari jalan untuk meningkatkan
kinerja, sebaliknya standar-standar rendah merefleksikan harapan yang lebih rendah
untuk kinerja.
- Tanggung jawab
Tanggung jawab merefleksikan perasaan karyawan menjadi “bos diri
sendiri” dan tidak memerlukan keputusannya dilegitimasi oleh anggota organisasi
lainnya. Tanggung jawab tinggi menunjukkan bahwa anggota organisasi merasa didorong
untuk memecahkan masalahnya sendiri, sebaliknya tanggung jawab rendah
menunjukkan bahwa pengambilan risiko dan percobaan terhadap pendekatan baru
tidak diharapkan.
- Penghargaan
Penghargaan mengindikasikan bahwa anggota organisasi merasa dihargai
jika dapat menyelesaikan tugas secara baik. Iklim organisasi yang menghargai
kinerja akan seimbang antara imbalan dan kritik. Apabila pekerjaan
terselesaikan dengan baik namun pemberian imbalan tidak konsisten dapat
dikatakan penghargaannya rendah.
- Dukungan
Dukungan
merefleksikan perasaan percaya dan saling mendukung di antara anggota kelompok
kerja. Dukungan tinggi jika anggota organisasi merasa merupakan bagian tim yang
berfungsi dengan baik dan memperoleh bantuan dari atasannya jika mengalami
kesulitan, sebaliknya dukungan rendah jika anggota organisasi merasa terisolasi
atau tersisih sendiri.
- Komitmen
Komitmen
merefleksikan perasaan bangga anggota terhadap organisasinya dan derajat
keloyalan terhadap pencapaian tujuan organisasi. Level rendah komitmen artinya
karyawan merasa apatis terhadap organisasi dan tujuannya.
Dengan melihat enam dimensi tersebut, diharapkan organisasi mampu menciptakan iklim organisasional yang kondusif . Apabila iklim organisasional cukup kondusif, maka anggota organisasi akan memiliki komitmen terhadap organisasinya (Nugrahani dan Eddy, 2010). Tingkat komitmen yang tinggi akan tercermin dari tingkat kepuasan karyawan, dimana ketika karyawan merasa puas, kebutuhan karyawan merasa terpenuhi. Karyawan akan berusaha tetap bekerja dengan baik dan selalu memberikan yang terbaik bagi perusahaan, dengan begitu karyawan akan merasa enggan untuk meninggalkan organisasinya. Hal inilah yang kemudian melahirkan komitmen karyawan pada organisasi, sehingga karyawan menggunakan seluruh kemampuannya dengan baik untuk perkembangan kemajuan organisasinya dan pada akhirnya tujuan oganisasi akan dapat terwujud (Nugrahani dan Eddy, 2010).
Jika anda ingin berdiskusi dan mendapatkan informasi lebih lanjut, silahkan menghubungi COGNOSCENTI CONSULTING GROUP di telepon (021) 2902 2128 / 29 atau mengirim email ke info@ccg.co.id
Penulis: Anna
Antyaning Kusmawarsari, ST
.