Konsultan Manajemen dan SOP

GEN X VS GEN Y: Siapa yang Menjadi Pemenangnya?

 
”Anak buah sekarang susah diatur, kurang ajar dan sibuk dengan gadget” Pendapat ini mungkin sering Anda alami dalam berinteraksi dengan anak buah. Tanpa kita sadari bahwa dalam berinteraksi dengan anak buah, memahami karakteristik menjadi hal yang penting.

Setiap zaman akan melahirkan generasi yang berbeda. Generasi akan melahirkan karakteristik yang berbeda. Generasi bisa diartikan sebagai masa dimana ada sekumpulan orang. Anda mungkin pernah mendengar mengenai Gen X dan Gen Y. Gen X adalah sekumpulan orang yang lahir pada tahun 1965-1980. Pada masa tersebut MTV dan video game menjadi suatu hal yang sangat diminati. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Jane Deverson (1964), tingkah laku negatif yang muncul pada masa tersebut adalah tidak hormat kepada orang tua, mulai mengenai music punk, mencoba untuk menggunakan ganja. Untuk di Indonesia, semua hal ini bisa dikarenakan mulai masuknya pengaruh budaya Barat dan kita menganggap budaya Barat adalah yang paling baik. Terlepas dari semua hal negatif yang telah disebutkan di atas, sisi positif dari Gen X ini adalah generasi yang mampu beradaptasi, mampu menerima perubahan dengan baik dan dikatakan generasi yang tangguh.

Setelah itu munculah Gen Y, sekumpulan orang yang lahir pada tahun 1980 – 1994. Pada tahun ini HP dan gadget lainnya sudah mulai muncul. Salah satu hal yang mencolok pada masa Gen Y adalah nilai pendidikan yang sudah mulai mahal. Dikarenakan nilai pendidikan yang sudah semakin mahal, maka mereka mempunyai kecenderungan menjadi kritis, banyak bertanya, rasa kompetisi yang tinggi. Karakteristik negatif dari Gen Y adalah mereka dianggap kurang ajar kepada yang lebih tua, dianggap pembangkang dan selalu menentang aturan yang ada.

Perbedaan karakteristik antara Gen X dan Gen Y tentu menjadi hal menarik untuk dibahas. Di beberapa perusahaan, perbedaan ini menjadi suatu masalah dimana manager berasal dari Gen X dan mempunyai anak buah yang berasal dari Gen Y. Banyak dari gen X yang merasa bahwa sangat sulit mendidik bawahannya. Anak buah juga dianggap kurang ajar, berani berterus terang serta banyak bertanya. Sebenarnya itu semua adalah hal yang sangat normal. Gen Y hidup dimasa nilai pendidikan menjadi mahal, maka dari itu mereka merasa tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan tersebut. Mereka sangat ingin mendapatkan semua ilmu yang berkaitan dengan pekerjaan.

Apa yang bisa Anda lakukan sebagai Gen X jika mempunyai anak buah Gen Y? Dimanapun dan dengan siapa pun Anda menjalin relasi, salah satu kunci suksesnya adalah saling menghargai. Bobbi Deporter (1998) mengatakan bahwa dalam mampu menjalin relasi dengan orang lain adalah melakukan konsep BIG ME BIG YOU. Konsep ini menunjukkan bahwa atasan sejajar dengan anak buah. Prinsip komunikasi yang terjadi adalah dua arah, atasan meminta pendapat anak buah, sumber informasi bisa datang dari mana saja dan anak buah dianggap sebagai rekan kerja. Anak buah pun diperbolehkan untuk memberikan masukan kepada atasan.
Gen Y memang terkenal sebagai generasi yang kritis. Yang bisa Anda lakukan sebagai gen X adalah memberikan arahan kerja yang jelas dan detail kepada Gen Y. Berikan penjelasan mengenai sistem kerja yang berlaku di kantor Anda mulai dari sistem rekrutment, gaji, lembur, budaya kerja dll. Berikan kepercayaan kepada Gen Y untuk memegang sebuah proyek. Kepercayaan adalah hal yang penting bagi mereka. Tentunya kepercayaan yang diberikan disertai dengan tanggung jawab. Gen Y sangat menyukai pekerjaan yang dilakukan secara berkelompok, biarkanlah mereka yang melakukan pembagian tugas tetapi masih dalam supervisi Anda.

Jangan pelit memberikan pujian jika memang mereka melakukan pekerjaan dengan baik. Dengan memberikan pujian merasa merasa dihargai, diakui keberadaannya. Dikarenakan Gen Y sudah memahami teknologi maka bagi mereka untuk melakukan meeting tidak harus bertatap muka, bisa melalui conference call, skype dll. Gen X dan Gen Y hanyalah sebuah label dan tidak penting siapa yang menjadi pemenangnya. Intinya adalah perbedaan generasi tidak bisa Anda hindari, yang bisa Anda lakukan adalah menjadi individu yang fleksible dan memberikan contoh yang baik kepada anak buah.

Ciao...
Penulis : Laura Caesilia Lintong, M. Psi., Psi.
Previous
Next Post »