Kita pasti sering mendengar istilah Quality Control (QC) dan Quality Assurance (QA). Dalam suatu perusahaan, Quality Control dan Quality Assurance umumnya merupakan satu divisi yang sama karena kedua hal ini memang mengacu kepada mutu. Namun, walaupun QA dan QC sama-sama mengarah kepada mutu, QA dan QC merupakan dua hal yang berada pada bidang yang berbeda.
Mutu telah dikenal sejak empat ribu tahun yang lalu. Bangsa Mesir Kuno mengukur dimensi batu-batu yang digunakan untuk membangun Piramida. Seiring dengan perkembangan industri saat ini, mutu mengalami perkembangan sebagai berikut :
Gambar 1. Tingkat Manajemen Mutu
Sumber : www.google.com
Sumber : www.google.com
- 1. Inspeksi (Inspection)
- 2. Pengendalian Mutu (Quality Control)
- 3. Penjaminan Mutu (Quality Assurance)
- 4. Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management)
Pada tahun 1920-an, para inspector mengukur hasil produksi berdasarkan spesifikasi. Namun, inspector pada zaman tersebut tidaklah independen. Hal ini menyebabkan adanya kecurangan akibat adanya beberapa kepentingan. Seandainya inspector melakukan penolakan terhadap suatu proses produksi akibat output yang dihasilkan tidak sesuai dengan spesifikasi, maka bagian pabrik akan tetap meloloskannya tanpa memperhatikan mutu dari output yang dihasilkan.
Adanya Perang Dunia II pada tahun 1924-an, mengharuskan dihasilkannya produk militer yang bebas cacat. Cara yang digunakan yaitu adanya pengendalian mutu selama memproduksi produk militer tersebut. Hal ini menyebabkan para inspector beralih menjadi para pengendali mutu. Untuk mendapatkan hasil penilaian mutu produk militer yang baik, maka para pengendali mutu ini merupakan pihak yang independen.
Sehubungan dengan adanya rekomendasi yang diajukan oleh para teknik-teknik statistik terkait dengan pengendalian mutu produk, perlu adanya pihak yang melakukan pengambilan keputusan. Hal ini kemudian menyebabkan adanya perkembangan pengendalian mutu menjadi penjaminan mutu (Quality Assurance). QA bertanggung jawab memastikan proses yang berjalan dengan produk yang dihasilkan sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan melalui pelaksanaan audit, pelatihan dan analisis kinerja.
Mutu fungsi produksi bukanlah satu-satunya hal yang mempengaruhi kepuasan pelanggan. Seiring dengan perkembangannya, manajemen mutu tidak hanya menjadi tanggung jawab bagian tertentu, tetapi menjadi tanggung jawab setiap individu dalam perusahaan. Inilah yang disebut dengan Total Quality Management.
Quality Assurance (Penjaminan Mutu) adalah rangkaian tindakan terencana, sistematis dan ditunjukan untuk meyakinkan pelanggan bahwa persyaratan yang telah ditetapkan akan dijamin tercapainya. QA lebih berperan sebagai Analyst untuk memperbaiki suatu produk/service yang datanya diperoleh dari sampling bagian QC, feedback dari internal perusahaan maupun adanya complain yang diterima dari customer. Selain itu, QA juga umumnya berperan sebagai sertifikasi atas terjaminnya mutu suatu produk/service.
Berdasarkan ISO 9000-2000 section 3.2.11 (QMS-Fundamentals and Vocabulary), Quality Assurance “Part of quality management focus on providing confidence that quality requirements will be fulfilled”. Ini berarti bahwa Quality Assurance terfokus kepada pemberian jaminan /keyakinan bahwa persyaratan mutu akan dipenuhi.
Berdasarkan ISO 9000-2000 section 3.2.11 (QMS-Fundamentals and Vocabulary), Quality Assurance “Part of quality management focus on providing confidence that quality requirements will be fulfilled”. Ini berarti bahwa Quality Assurance terfokus kepada pemberian jaminan /keyakinan bahwa persyaratan mutu akan dipenuhi.
Menurut ISO 9000-2000 section 3.2.10 (QMS-Fundamentals and Vocabulary), Quality Control “Part of quality management focused on fulfilling quality requirements”. Berdasarkan arti tersebut, QC berfokus kepada pemenuhan persyaratan mutu suatu produk atau service.
Mengacu kepada definisi di atas, kegiatan-kegiatan inspeksi dan uji termasuk kepada kategori QC dan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan perencanaan mutu, sertifikasi ISO, audit system manajemen dan sebagainya termasuk ke dalam kategori QA. Secara singkat, QA yang bertugas menjamin QC.
QC menjadi suatu alat yang digunakan untuk menjamin tercapainya suatu kesepakatan mutu. QA memiliki kedudukan lebih tinggi dari QC dimana QA bertugas menentukan layak tidaknya suatu produk/service. QA lebih kepada menjaga image perusahaan dengan mencegah defect kepada konsumen. Parameter yang digunakan yaitu kesesuaian produk/service yang dihasilkan dengan standar yang telah ditetapkan.
Secara fungsi, QC merupakan orang bagian operasional/ operator yang langsung melakukan aktivitas pemeriksaan/inspeksi terhadap produk/service. Untuk lini produksi, umumnya adanya seorang pengontrol mutu produk seperti sampling dan aktivitas lainnya. Sedangkan, QA bertugas melakukan analisis terhadap ketidaksesuaian mutu. Kesimpulannya, QC berperan sebagai executor/operator dan QA sebagai conceptor.
Perbedaan lain antara QA dan QC yaitu, QC merupakan kegiatan untuk memantau, mengevaluasi dan menindaklanjuti yang dibuktikan dengan adanya data-data/Record. Sedangkan QA merupakan prosedur untuk mencapai terjaminnya mutu. Ini berarti bahwa QC lebih kepada tindakan reactive dan pemecahan masalah. QA lebih kepada tindakan proactive dan pencegahan terjadinya suatu masalah.
Gambar 2. Perbedaan QA dan QC
Dalam perusahaan besar, QA dan QC umumnya dipisahkan dan memiliki pimpinan masing-masing. Namun bagi perusahaan menengah/kecil, QA dan QC umumnya digabung. QA dalam perusahaan besar yang telah memiliki sertifikasi ISO, ruang lingkup yang dimilikinya lebih besar dalam menjamin mutu produk/service serta berhak melakukan review terhadap standar/metode analisa yang berlaku saat ini demi menjamin tercapainya suatu mutu yang diharapkan.
Penulis : Juvina ST.