"How to Excel at Both Strategy and Execution"
Adopted from: Paul Leinwand and Joachim Rotering (Harvard
Business Review, November 2017, https://hbr.org/2017/11/how-to-excel-at-both-strategy-and-execution)
Menurut sebuah survei global terhadap 700 eksekutif di berbagai industri yang dilakukan oleh divisi Strategy & konsultasi PwC, hanya 8% pemimpin perusahaan yang dikatakan unggul dalam strategi dan eksekusi. Salah satunya, CEO Starbucks, Howard Schultz yang menciptakan suatu terobosan yang ambisius dalam perusahaanya dimana ia ingin Starbucks menjadi “tempat ketiga” untuk keramahan di luar rumah dan tempat kerja. Schultz berhasil membuat Starbucks menjadi sesuatu yang berbeda dengan lainnya bukan hanya dari nuansa layout dan dekorasinya akan tetapi orang-orang yang berada di belakang meja yang memberikan kontribusi yang besar dalam membesarkan Starbucks. Pada saat puncak krisis keuangan global, ketika perusahaan lain memangkas biaya SDM secara besar-besaran, Starbucks lebih memilih untuk berinvestasi dalam pelatihan staf, termasuk tastings dan kursus kopi yang pada akhirnya memenuhi syarat untuk mendapatkan kredit di institusi pendidikan tinggi. Hal ini merupakan prinsip dari CEO-nya, Schultz yang menganggap bahwa pekerja disebut “partner” daripada karyawan, bahkan untuk staf paruh waktu menerima opsi saham dan asuransi kesehatan dari perusahaan, sehingga hal ini yang membedakan Starbucks dengan perusahaan lainnya.Pertama, mengembangkan strategi yang berani namun dapat dieksekusi, harus dimulai dengan memastikan bahwa para pemimpin sudah menjawab pertanyaan tentang "Apa yang menjadi kekuatan kita?" dan "Apa yang dapat kita capai?" daripada membuat rencana yang ambisius dan meminta tim fungsional dan unit bisnis melakukan yang terbaik dalam mengeksekusinya.
Kedua, memastikan bahwa perusahaan yang berinvestasi di balik perubahan berarti bahwa pemimpin menyadari bahwa proses anggaran adalah salah satu alat yang paling penting dalam menutup gap antara strategi dan eksekusi. Biaya bukanlah variabel eksogen yang harus diatur, melainkan ini merupakan bagian investasi dalam melakukan sesuatu yang lebih penting. Tetapi, jarang anggaran terkait erat dengan strategi. Jika perusahaan anda hanya menaikkan anggaran naik atau turun beberapa poin persentase, coba tanyakan pada diri anda apakah investasi tersebut benar-benar mencerminkan tugas yang paling penting.
Ketiga, memotivasi individu adalah suatu cara yang dapat digunakan untuk menutup gap antara strategi dan eksekusi. Pemimpin yang hebat tahu bahwa kesuksesan berasal dari keterampilan spesifik yang datang dengan cara yang unik untuk melakukan tugas yang menantang dalam menjalankan strategi. Tapi, saat ini kebanyakan karyawan bahkan tidak mengerti bagaimana mereka terhubung dengan strategi. Dalam sebuah survei yang dilakukan dari 540 eksekutif, manajer, dan non-manajer oleh PwC Consulting, hanya 28% karyawan yang mengatakan bahwa mereka merasa terhubung sepenuhnya dengan tujuan dan identitas organisasinya. Mengartikulasikan strategi dalam istilah manusia, yaitu kemampuan apa yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk membangun, dan keahlian apa yang dibutuhkan untuk melakukannya - tidak hanya membantu perusahaan untuk memusatkan perhatian pada bagaimana mengembangkan bakat yang tepat, namun memungkinkan individu untuk memahami bagaimana peran mereka sesuai dengan kebutuhan strategi secara keseluruhan, dan memungkinkan mereka melihat pekerjaan mereka dengan cara yang jauh lebih mendasar.
Untuk mendapatkan ketiga point diatas, ada tiga langkah yang bisa dilakukan untuk mengurangi kesenjangan antara strategi dan eksekusi antara lain:
1. Membangun Strategi.
a) Apakah anda sudah jelas bagaimana memberikan nilai tambah kepada pelanggan dengan cara yang berbeda dan tidak dimiliki orang lain dan mengenai kemampuan yang anda inginkan dalam proposisi tersebut?
b) Seiring strategi tersebut dikembangkan, apakah anda sudah menggunakan pendekatan klasik untuk “membangun strategi, kemudian berpikir untuk mengeksekusi” atau apakah anda sudah bertanya pada diri sendiri, “Apakah anda sudah memiliki kemampuan yang dibutuhkan atau dapatkah anda membangun kemampuan yang dibutuhkan untuk menjalankan strateginya?”
c) Saat anda menghadapi gangguan, apakah anda sudah membangun lingkungan di sekitar anda dengan kekuatan yang anda sukai, atau apakah anda hanya menunggu terjadi, dan karena itu dimainkan oleh peraturan orang lain?
a) Apakah anda konsisten dan komitmen untuk mengikuti apa yang sudah anda putuskan? Anda harus sangat jelas tentang strategi yang telah dibangun dan apa yang diperlukan untuk sukses dan bagaimana cara mengkomunikasikannya sehingga setiap individu dalam organisasi memahami apa yang seharusnya mereka lakukan.
b) Apakah ada program yang terlihat (misalnya teknologi baru, proses baru, atau program pelatihan baru yang spesifik) untuk membangun kemampuan kunci yang dibutuhkan oleh organisasi anda untuk sukses dengan strateginya?
c) Apakah anda sudah membangun hubungan yang spesifik antara strategi dan proses anggaran sehingga dapat mengalokasikan dananya ke tempat yang paling penting? Dan apakah anda sudah memiliki mekanisme yang dapat menerjemahkan strategi menjadi suatu sasaran dan penghargaan pribadi bagi setiap individu dalam organisasi?
3. Menjalankan strategi.
a) Apakah anda sudah memotivasi karyawan setiap hari untuk memahami apa yang harus mereka lakukan sesuai dengan strategi penting yang telah anda fokuskan.
b) Apakah anda sudah memikirkan kemungkinan bagi karyawan anda untuk bekerja sama melintasi silo organisasi untuk mengatasi tantangan lintas fungsi yang memungkinkan perusahaan untuk menang?
c) Apakah anda sudah tetap berada di jalur yang tepat bukan hanya dilihat dari kinerja saja, melainkan bagaimana anda dapat membangun dan meningkatkan beberapa kemampuan kunci yang memungkinkan anda untuk menciptakan nilai bagi pelanggan dengan cara yang tidak dapat dilakukan oleh orang lain (kompetitor)?
d) Apakah tim manajemen anda sudah terlibat dalam bagaimana anda menjalankan strategi, tidak hanya mengukur output, melainkan terus menerus memberikan tantangan kepada organisasi dan memberikan dukungan kepada setiap individu untuk meningkatkan kemampuan utamanya? Kemudian, apakah anda sudah melakukan setting pemikiran yang cukup tinggi bagi tim anda tentang apa yang harus mereka capai, dan kapan?
Penulis : Yose Foejisanto, SE, M.Sc
Cognoscenti Consulting Group sebagai perusahaan konsultansi bidang manajemen, memiliki banyak pengalaman dalam membantu organisasi dalam meningkatkan kinerja organisasi melalui perbaikan proses kerja. Kami selalu berusaha memberikan pelayanan yang lebih baik mulai dari penyusunan strategi hingga proses implementasi di tingkat operasional dan audit untuk menemukan perbaikan. Jika ada hal yang ingin anda diskusi dengan kami, silahkan jangan segan untuk menghubungi Cognoscenti Consulting Group. www.ccg.co.id / 021. 29022118