Analisis Kebutuhan Pelatihan dalam Sebuah Organisasi |
Baca Juga : Kompetensi Sumber Daya Manusia
Seperti yang kita ketahui, dalam pelaksanaan rekrutmen dan seleksi pun tidak mudah. Meskipun sudah melaksanakan proses dengan benar, terkadang tidak mendapatkan SDM yang kita inginkan sesuai dengan standarnya. Perusahaan memang mencari SDM yang berkualitas, memiliki kompetensi dan keterampilan sesuai dengan jabatannya. Seiring berkembangnya waktu, jaman pun juga semakin maju. Itu artinya, dengan kemajuan jaman seperti sekarang ini kita semua dituntut untuk mampu bersaing dengan yang lainnya. Jaman semakin maju, kompetensi tiap orang pun juga dituntut semakin maju. Persaingan tiap perusahaan juga semakin ketat. Itulah pentingnya memiliki SDM yang kompeten sehingga mampu mengikuti kemajuan jaman. Hanya SDM yang memiliki nilai tambah lah yang akan menjadi pemenang dalam persaingan.
Baca Juga : Dampak Iklim Organisasional yang Strategis
Supaya kompetensi tiap SDM di perusahaan dapat meningkat, perusahaan harus mengambil langkah agar dapat bersaing dengan perusahaan lainnya. Hal yang dapat dilakukan adalah memberikan pelatihan dan pengembangan (training and development) bagi SDMnya, yaitu karyawan perusahaan tersebut. Pelatihan lebih berfokus pada usaha untuk meningkatkan pembelajaran atau keterampilan yang berkaitan dengan tugas atau pekerjaan. Tujuan dari pelatihan adalah supaya SDM (karyawan) ahli dalam bidangnya dan mampu mengaplikasikan dalam aktivitas sehari-hari, sedangkan pengembangan lebih berfokus pada edukasi formal, pengalaman kerja, kepribadian, dan kemampuan diri yang berorientasi jangka panjang. Pengembangan tidak hanya berbicara mengenai skill atau tuntutan jabatan tetapi juga motivasi dan attitude. Tujuan dari pengembangan adalah untuk mengembangkan SDM sekarang atau yang akan datang untuk pekerjaan organisasi yang akan datang atau untuk menyelesaikan masalah-masalah organisasi.
Baca Juga : Peran Manajemen SDM dalam Proses Manajemen Strategi
Pelatihan dan pengembangan yang dilakukan tidak hanya sekedar melaksanakan, namun sebelum melaksanakan harus menganalisis terlebih dahulu kebutuhan dari pelatihan tersebut supaya pelatihan yang dilaksanakan tepat sasaran. Hal ini sering disebut sebagai Training Needs Analysis (TNA). TNA merupakan suatu proses yang digunakan untuk menentukan apakah pelatihan dibutuhkan dan suatu langkah pertama dalam proses design instructional. TNA terdiri dari 3 (tiga) elemen, yaitu:
Analisis Kebutuhan Pelatihan dalam Sebuah Organisasi |
Gambar 1.1. Element of Training Needs Analysis– Raymond A. Noe
1. ANALISIS ORGANISASI
Tujuan dan strategi organisasi salah satu faktor dalam menentukan jenis pelatihan apa yang akan diadakan, sebab pelatihan diharapkan mampu memberikan kontribusi dalam pencapaian strategi bisnis dan target perusahaan. Dukungan dari rekan kerja dan manager pun mempengaruhi antusiasme dan motivasi untuk mengikuti training. Faktor kunci dari sukses adalah perilaku positif antar rekan, manager, dan karyawan terkait dengan partisipasi pelatihan. Namun yang paling penting supaya training dapat terlaksana adalah identifikasi terlebih dahulu kemampuan perusahaan terkait budget, waktu, dan kemampuan untuk melaksanakan training (training resources).
2. ANALISIS INDIVIDU
Analisis individu membantu untuk menentukan apakah penurunan kinerja disebabkan oleh kurangnya pengetahuan, kemampuan, atau keterampilan, kemudian untuk menentukan individu yang membutuhkan training, dan menentukan kesiapan karyawan dalam mengikuti pelatihan. Analisis individu dapat dilakukan melalui identifikasi karakteristik dari individu tersebut, Input (Memahami apa, bagaimana, dan kapan dalam melaksanakan pekerjaan), Output (Ekspektasi dari hasil kerja), Konsekuensi, dan Feedback (feedback terhadap kinerja karyawan sangat penting oleh karena itu feedback yang diberikan tidak hanya tahunan tetapi perlu dilakukan berkali-kali).
3. ANALISIS TUGAS
Analisis tugas berfokus pada kebutuhan tugas yang dibebankan pada posisi tersebut. Dalam analisis tugas ini, melakukan analisis tugas dan tanggung jawab posisi untuk mengetahui kebutuhan dan keterampilan apa yang dibutuhkan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab tersebut. Dengan begitu, dapat ditentukan training apa yang dibutuhkan.
Lalu, siapakah yang berpartisipasi dalam melakukan analisis kebutuhan training? Menurut Raymond A. Noe (2013) ada beberapa yang berpartisipasi dalam needs assessment, yaitu karyawan, akademisi, manager, ahli teknis, trainer, dan bahkan pelanggan atau pemasok yang memiliki pengetahuan berkaitan dengan masalah pelatihan, pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas, peralatan, serta kondisi yang diperlukan supaya tugas dapat dilaksanakan. Selain itu, ada beberapa metode yang digunakan untuk melakukan needs assessment, yaitu:
a.
Melakukan observasi
kinerja karyawan
b.
Melalui teknologi online
c.
Membaca dan menulis
teknis dan dokumen (SOP)
d. Melakukan Interview
kepada SME- Subject matter experts
(karyawan, akademisi, manager, ahli teknis, trainer, pelanggan, pemasok)
e. Melakukan Focus Group Discussion dengan SME
f. Bertanya pada SME
untuk melengkapi design kuesioner dalam mengidentifikasi tugas dan pengetahuan,
skill, kemampuan, serta karakteristik
lain yang dibutuhkan dalam bekerja.
Training merupakan solusi terbaik apabila karyawan memiliki pengetahuan dan keterampilan yang minim untuk melaksanakan pekerjaan. Apabila karyawan memiliki pengetahuan dan keterampilan yang cukup namun input, output, konsekuensi, dan feedback tidak sesuai, training bukan merupakan solusi terbaik
Cognoscenti Consulting Group sebagai perusahaan konsultansi bidang manajemen, memiliki banyak pengalaman dalam membantu organisasi dalam meningkatkan kinerja organisasi melalui perbaikan proses kerja. Kami selalu berusaha memberikan pelayanan yang lebih baik mulai dari penyusunan strategi hingga proses implementasi di tingkat operasional dan audit untuk menemukan perbaikan. Jika ada hal yang ingin anda diskusi dengan kami, silahkan jangan segan untuk menghubungi Cognoscenti Consulting Group. www.ccg.co.id / 021. 29022128